Pintu buka sendiri.

Sabtu, 26 Maret 2011

(ilustrasi rumah sakit di Roma)
Di hari ke dua sesudah operasi Sr. Herminia di RS Policlinico Roma, Sr Maria Dolorosa, Sr. Lita dan saya
(Sr. Marlene), sesudah makan siang, kami pergi mengunjungi Sr. Herminia . Seperti biasa, kami naik bus. Jaraknya tidak terlalu jauh, hanya 1 permata (stopan). Saat itu bus penuh sesak sehingga kami sulit turun. Akhirnya kami ikut bus sampai 3 permata. Saat turun, kebetulan seorang ibu yang turun dan ia menuju ke RS.
Kamipun bersama- sama melangkah ke sana. Tak lama, tampak gerbang rumah sakit yang besar dan luas. Saya merasa gerbang itu asing dan belum pernah saya masuki. Semakin masuk, saya semakin kehilangan jalan menuju ruangan Sr. Hermin. Kami menyusuri lorong, keluar masuk dan tidak bertemu juga dengan ruangan yang kami tuju.
  
Akhirnya Sr. Lita berkata, "Ayo kita keluar dulu, lalu kita masuk melalui jalan yang pernah dilewati oleh Sr. Marlene,". Maka kami melangkah menuju jalan raya. Dari jalan raya saya langsung ingat jalan menuju ruangan Sr. Hermin. Wah, kami langsung merasa lega. Ternyata dalam melakukan segala sesuatu, tidak cukup berpedoman pada apa yang pernah dilakukan. Saya berpedoman "pintu buka sendiri"; dan ternyata pedoman itu tidak cukup; kadang diperlukan jalan lain untuk menuju pintu itu.
Selamat menjalankan pra paskah bagi kita semua.
(sharing pengalaman dari sr. Marlene osu-- komunitas Generalat Roma)

0 komentar:

Posting Komentar