MOS Buat Yunior Tahun1

Senin, 08 Agustus 2011


Tiap komunitas punya kisah unik. Salah satunya adalah kisah MOS khusus buat suster yunior tahun1. Entah bagaimana, tetapi setip yunior tahun 1 yang datang ke komunitas Jl Pos, pasti dapat kejutan di minggu pertama ia atau mereka hadir. Jadi, tak heran saat Sr.Yuli tiba di komunitas Jl Pos, ia pun mendapat kejutan. MOS yang "seru" dari Tuhan. Ini kisahnya:
Tak dapat saya bayangkan, bahwa di tengah maraknya MOS(Masa Orientasi Sekolah) untuk para siswa/siswi atau pun mahasiswa, ternyata masih juga saya alami di saat awal saya memasuki masa yuniorat tahun pertama ini. Tak disangka, di saat hadir di komunitas baru (Jalan Pos), hari kedua, saya telah ditinggal oleh para suster-suster muda, karena mereka beranjak ke Tawangmangu, untuk mengikuti retret 8 hari. Bagai HP yang perlu dicash, mereka pun juga membutuhkan kesempatan untuk menge-cash spiritualitas hidup rohani mereka.

 Kembali pada kisah MOS (Masa Orientasi Susteran) yang saya alami. Meskipun hari ketiga saya menempati komunitas Jalan Pos, bertepatan dengan hari ulang tahun saya, namun sungguh menjadi kenangan yang tak terlupakan, karena di hari bahagia itu, saya pun mulai ditempa untuk sungguh siap dan mau beradaptasi dengan lingkungan baru, tak ketinggalan dengan segala tugas yang telah diamanatkan oleh Kakak-kakak Suster, yang berangkat retret. Bagai seorang anak yang memasuki sekolah baru yang asing, saya pun mulai bertanya  dan bertanya, serta melihat pembiasaan sekeliling. Saya bersyukur bahwa  Tuhan mengutus banyak orang Samaria yang baik hati, yang hadir dalam diri para Suster-suster sepuh. Mereka dengan caranya masing-masing, setia dalam  membimbing saya, setiap kali saya membutuhkan petunjuk. Meskipun saya berada  di tengah-tengah suster yang sepuh, yang mungkin kalau dihitung umur, saya  pantas menjadi cucu bagi mereka, namun semangat mereka baik dalam pelayanan  maupun hidup doa, tidak kalah dibandingkan suster yang muda. Kesetiaan  untuk hadir dalam ibadat harian, misa dan juga doa rosario, menjadikan saya  pun turut tersemangati. 

Syukur tak henti-hentinya saya panjatkan pada Tuhan,  karena pengalaman pembentukan di Novisiat sungguh telah membekali saya untuk  siap di komunitas karya yang nyata. Teringat oleh saya akan tanaman cabe  yang saat retret agung(Januari 2010) saya tanam, namun baru berbuah satu  tahun kemudian, itu pun setelah beberapa tanaman yang ada pada satu pot,  saya pisahkan. Sepertinya Tuhan telah menunjukkan suatu simbol, bahwa tanaman cabe itu pun bagai diri saya, yang semula dibentuk bersama di Novisiat bersama teman-teman seangkatan (Sr.Dominic, Sr.Melly, Sr.Sinta, Sr.Tere), dan pada saat perutusan diutus ke tiga komunitas : Juanda, Otista,  dan Jalan Pos. Menjadi suatu kesempatan yang benar-benar membahagiakan  sekaligus menantang, karena saat yang lain diutus berdua-dua, saya seorang diri  menuju ke Jalan Pos. Namun satu keyakinan yang selalu menjadi pegangan  saya"Dia yang memanggil adalah setia, maka Dia pun akan selalu setia menemani saya di mana pun saya diutus"


Pengabdian Cinta Sang Burung

Rabu, 03 Agustus 2011

Ditulis oleh Nenglya pada 08 Mar, 2011 | Kategori: Nice Story

Adalah seekor burung betina terkapar di jalanan dengan kondisi tubuh yang parah.

Dalam ketidakberdayaannya, ia selalu mendapat dukungan dari si jantan 
yang datang dan membawakan makanan untuknya



Burung jantan itu dengan setia menunggui betinanya, sampai akhirnya si betina terkulai. 
Si jantan berusaha membangungkan pasangannya dengan cara mematuk dan terbang di sekitarnya.





Dalam kesedihan dan keputusasaan, si jantan mulai mencicit seolah berteriak 
memanggil betinanya untuk kembali sadar.




Namun betinanya tetap terkulai dan tidak bangun lagi.
Burung jantan itu pun menceracap seolah menangisi pasangannya yang mati




Dan si jantan dengan setia terus menunggui pasangannya yang sudah tak bernyawa





Adakah kita, manusia dapat setia pada pasangan kita seperti burung itu?

Kenalan Dengan Santa Angela

Pagi itu di aula SD Santa Maria ada yang berbeda. Biasanya yang hadir siswa-siswi berukuran mungil. Sekali ini ruang di lantai dua itu diisi oleh remaja putra dan putri yang berukuran lebih jumbo. Mereka berjalan tenang, cepat, diiringi sedikit keramaian dalam celoteh riang yang membangkitkan semangat. Sr.Magriet, Sr.Yenny, Sr.Grace dan beberapa guru nampak hadir di ruangan tersebut.
Memastikan semua peralatan dan sarana seperti LCD, CD player dan soundystem serta tata ruang sudah siap untuk dipakai.
Sadar bersikap: buah karya para suster dan guru di S.Maria sejak TK sampai SMK.

Para remaja itu adalah putra-putri kelasX SMK Santa Maria. Mereka segera mengisi absen dan langsung menyerahkan telepon genggam mereka pada petugas. Menyenangkan sekali melihat proses kesadaran bersama seperti mengisi absen dan pengumpulan HP sudah berjalan tanpa perlu diingatkan lagi. Lelah kerja keras para guru dari jenjang sebelumnya seperti TK, SD dan SMP terasa berbuah di tingkat SMK. Petugas pun tak kalah sigap. Jika melihat ada teman yang masih mencari HP dalam tas, maka mereka mendekat seraya menyorongkan kotak tempat HP. "Taro disini aja," ujar mereka, lalu kembali berkeliling mengunjungi teman-teman yang belum menyerahkan HP. Sikap melayani yang mengharukan.
Setelah itu seluruh rangkaian kegiatan dimulai. Sr.Ingrid menyediakan waktu untuk menyapa. Guru-guru pun hadir secara bergantian untuk mendengar sekaligus mengungkapkan dukungan juga bersiap diri jika dibutuhkan. Acara Angela Session yang dibawakan oleh Sr. Magriet berjalan lancar. Siapa sangka, anak remaja yang sedang doyan-doyannya memperhatikan diri sendiri sungguh dapat diajak berkenalan lebih dalam dengan Santa Angela.
Sr.Magriet: "supaya semangat, kita nyanyi bersama dulu,"
"saya nyanyi solo ya Suster,"

Terutama mengenai sikap Angela yang berani setia dalam menjalani pilihan yang ditawarkan Allah kepadanya. "Jadi, kalian sebagai siswa-siswi SMK, juga perlu meneladani Santa Angela yang tekun dan komitmen dalam menjalani pilihannya." kata Sr.Margriet. "Tidak ada yang dipaksa untuk masuk ke SMK-kan?" tanya Sr.Margriet sambil tersenyum menggoda. Wajah-wajah sumringah pun muncul seiring beberapa kepala menggeleng atau cetusan lembut, "Nggakkkkk...."
Lalu mereka diundang untuk semakin meneladani Santa Angela lewat berbagai sarana. Mulai dari doa, lagu, dinamika kelompok, membaca teks dari buku Kata-Kata Santa Angela sampai menyalin teks yang berkesan dengan tangan kiri. "asyik suster." kata seorang siswa "Mulanya agak aneh sama susah, tapi lama-lama seru juga," katanya sambil tersenyum lalu kembali menulis.
menulis dengan tangan kiri, lebih seru dan fokus pastinya!!!

Dan dipenghujung hari, terasa semangat siswa-siswi SMK semakin mengental. Berkenalan dengan Santa Angela yang manis, dinamis dan teguh membuat mereka ikut jadi pribadi yang manis, semangat dan percaya diri. "Siapa tahu, nanti saat suster jalan di pertokoan, ada restauran besar ehhhhh ternyata milik salah satu diantara kalian!" kata Sr.Margriet. "Horeeee!! iya!!! Iya!!!!" sambut mereka sambil tepuk tangan.
Yah, siapa yang tahu rencana Allah?
Mereka yang sekarang masih duduk belajar di SMK Santa Maria, kelak membawa semangat Santa Angela yang teguh dan setia dalam mengambil pilihan sampai pada berkarir dan berkarya di masyarakat. Doakan ya!!!
SMK S.Maria: GO!GO!GO!.....

77 by Sr.Benigna

Senin, 01 Agustus 2011

Hip! Hip! Huraaaa!!!!!
Sungguh menjadi kesempatan yang membahagiakan, di saat sebagai yunior baru,
kami bertiga (Sr.Tere, Sr.Shinta, dan saya), diberi kesempatan oleh komunitas masing-masing
turut menghadiri perayaan penuh syukur dari Sr.Benigna yang berulang tahun ke 77.
Bukan masalah misanya yang megah dengan bahasa Inggris, ataupun iringan paduan suara
dari anak-anak Panti Vincentius Putri yang merdu; tetapi yang menjadikan sangat berkesan adalah sharing dari setiap pribadi yang merasakan sentuhan, sapaan, asuhan, bimbingan juga dukungan doa dari seorang Suster yaitu Sr.Benigna.
Menjadi semakin menarik saat Sr.Benigna meminta waktu sebentar sebelum acara berakhir.
Tidak banyak yang beliau sampaikan selain "Terima kasih atas kehadiran para undangan, juga kerabat bahkan
yang dari Belanda, yang menyempatkan untuk hadir."
Di saat ada salah seorang kerabat mohon doa dari Sr.Benigna. Jawaban beliau begitu sederhana"Saya doakan selalu dalam hati, meskipun tidak terdengar suaranya".
Ungkapan ini sungguh menjadikan saya belajar dan menimba akan pemaknaan doa sebagai hubungan yang begitu dekat dengan Dia, Sang Maha Tahu, yang ada dekat dalam hati.
Sangat menarik pula saat mendengar sharing pengalaman dari para suster yang hadir.  Apalagi ternyata mereka yang bersharing adalah anak-anak bimbingan Suster Benigna sewaktu beliau menjadi magistra di Novisiat Ursulin. 
Salah satu yang membahagiakan  adalah kenyataan bahwa sekarang diantara mereka banyak yang menjadi pemimpin-pemimpin komunitas. Misalnya Sr.Lidya; Sr.Ingrid (Piko Ursulin Santa Maria Jakarta); dan Sr.Madeleine (Piko Ursulin Santa Ursula Jakarta). Tidak ketinggalan Provinsial kita, Sr.Edith Watu, termasuk juga mengalami didikan beliau lho ...
Sr.Benigna bersama para suster yang dibimbingnya
Ketika mendengar sharing dari para suster, Sang Pestawati hanya tersenyum, tersipu malu, antara rasa bangga dan terharu karena Tuhan masih memberikan kesempatan padanya untuk menyaksikan hasil dari persemaian benih yang dulu telah Tuhan percayakan kepadanya untuk diolah.
Terbayang dalam lamunan saya "Tuhan...terima kasih karena lewat kesempatan ini, saya boleh belajar suatu nilai sikap kerendahan hati dari Sr.Benigna, yang memaknai apa yang dilakukannya sebagai perpanjangan tangan Allah". Kata- kata Yohanes Pembaptis "Biarlah Dia semakin besar dan aku semakin kecil", seakan terasa sungguh nyata dalam diri Sr.Benigna.
"Selamat Berbahagia Suster Benigna...
Semoga keteladanan Suster dalam pelayanan karya dan doa,
dapat kami lanjutkan dan terus kami hidupi sebgai suster-suster yunior ursulin...
Sehingga akan menumbuh-kembangkan Benigna-benigna yang lain ....
Happy B'Day Sr.Benigna.

(Kisah Sharing Sr.Yuli/ Komunistas Jl Pos)