Imperfection makes Perfect

Sabtu, 19 November 2011







31st Sunday in Ordinary Time – October 30

Mal 1:14; 2: 1-2; 8-10
Psalm 131
1 Th 2:7-9;13
Mt 23:1-12

We grow spiritually much more by doing it wrong than by doing it right. That might just be the central message of how spiritual growth happens; yet nothing in us wants to believe it. If there is such a thing as human perfection, it seems to emerge precisely from how we handle the imperfection that is everywhere, especially our own. What a clever place for God to hide holiness, so that only the humble and earnest will find it! Because none of us desire a downward path to growth through imperfection, seek it, or even suspect it, we have to get the message with the authority of a “divine revelation.”  So Jesus makes it into a central axiom:  the “last” really do have a head start in moving toward “first,” and those who spend too much time trying to be “first” will never get there.  Jesus says this clearly in several places and in numerous parables, although those of us seeking perfection as a mathematical concept cannot see or hear it.

Our visual meditation is Matthias Grünewald’s “Complaining Pharisee.” Black chalk on yellowish paper, cut and mounted; 1511. Staatliche Museen, Berlin

kunjungi website Ursuline Generalat di www. ursuline-ur.org)
(sumber: http://www.ursulines-ur.org/sow-20111105)

Sukacita Ganda

Hari ini saya membuka dunia maya. Seorang Pastor OSC mengirim penggalan pengalamannya. Saya terkesan. Pengalaman sederhana dengan dampak luar biasa. Sukacita Ganda
Sukacita dari menemukan yang hilang 
dan Sukacita menemukan pencerahan .
Bagi saya pribadi.... inilah sukacita kehidupan. 
(so... trpile action from small act!)

 Berikut kisahnya:
Pater Rosaryanto,OSC
Kutemukan sebuah tas kecil di bangku gereja. 
Kusimpan benda itu di tempat aman. 
Malam hari ketika waktunya orang mulai tidur, seseorang memencet bel rumah berkali-kali, terkesan tak sabar. 
Kubuka pintu dan kudapati seorang pria Italia yang tadi sore berada di gereja. Dengan penuh harap ia tanyakan apakah kutemukan tas kecilnya. 
Ketika kukatakan benda itu kusimpan di tempat yang aman, dipeluknya aku erat bagai seorang kekasih. 
Gembira luar biasa!! 
Ternyata mendapatkan kembali yang hilang seringkali jauh lebih membahagiakan daripada mempunyai yang baru.
 

Terima Kasih

Pintu Kasih
Pohon mawar indah pada bunganya,
tanpa bunga, mawar tiada artinya
mama, papa.....
para guru, pastor dan suster terkasih 
kalian semua adalah bunganya
dan kami adalah rantingnya
tanpa kalian kami tiada arti

hanya terima kasih yang bisa kami ucapkan
walau kami tahu terima kasih ini
tiada akan pernah cukup untuk membalas
apa yang telah kami dapatkan selama ini

dan ada satu hal dari kami,
kalian adalah perpanjangan tangan Tuhan
yang telah merajut kami
karya Tuhan melalui kalian adalah: luar biasa.
Terima kasih.
Kenangan Retreat Kelas XII-S.Ursula BSD, Sukabumi 2011

Salam,
Bernadette Sudira
Siswi XII-Santa Ursula Bumi Serpong Damai.

Lago Di Garda

Jumat, 18 November 2011

 

A bright sunny day sailing on Lago di Garda
The noon breeze unceasingly kissing the crest of the waves
and the broken water pounding the sides of the boat
making a beautiful song of love



years ago a stong little woman
sailing on the same lake
full of spirit, answerinf God's call
leads us now to reach the shore safely
and there she welcomes us with outstretched arms
glad to have us, her daughters
who, togehter with her, spread the Good News
guided by the Lord, our Beloved Spouse
of different backgrounds, we become one
united by the same spirit of Angela - INSIEME




Lidwina Mariani, OSU
Angela Session 2011
Rome-Italy

Tak Sampai Di Sini

Sabtu, 12 November 2011

Hidup adalah perjalanan
menuju horison yang tak pernah bertepi
Langkah demi langkah harus ditapaki
Melintas padang penuh bunga warna-warni
atau lembah kelam ketidakpastian
kerap juga dihadang badai tak bermusim
yang bikin berpikir untuk berbalik mundur dan lari
pergi dan sunyi sendiri

Hidup adalah perjalanan
Meniti hari demi hari dengan hati putih
atau berkubang duka dalam kesendirian abadi
itu tidak soal
karena dalam kesendririan jiwa ini riang bernyanyi
bermadah tentang cinta dan bakti
senandung kasih yang tak pernah usai

Hidup adalah perjalanan
dan kita pun sudah ada di sini
menikmati senyum, tawa dan canda ria
merasakan getaran indah aura cinta
yang menjalar dari jiwa ke jiwa
tanpa kita bisa mengelak
untuk meninggalkan pekerjaan...
rutinitas harian, komunitas,
orang-orang yang bekerjasama dengan kita
bahkan sahabat-sahabat
dan anak didik tercinta

Hidup adalah perjalanan
aku harus kembali ke negeri leluhur
kembali dan berkumpul di tempat ini
untuk menikmati kelimpahan kasih,
rahmat dan anugerah yang telah dijanjikan
untuk mencari...., menggali...., mengolah dan menemukan bersama
tentang makna hidup.... tentang cinta.....
tentang hidup....
tentang perjuangan dan pengabdian murni kini hingga akhir

dengan harapan pasti... agar hidup dipenuhi,
dilimpahi dan diperbaharui oleh rahmat kasih Tritunggal Mahakudus;
Bapa Sang Pencipta...... Yesus Putra Sang Mempelai dan
Roh Kudus Sang Penghibur yang setia menemani dalam hidup dan tugas perutusan.

Santa Angela berkata: "Allah telah memberikan rahmat kepada kita
untuk menarik diri dari kegelapan dunia yang menyedihkan ini
dan telah mengumpulkan kita
untuk pelayanan Tuhan yang Maha Agusng;
selayaknyalah kita berterima kasih sedalam-dalamnya
karena Ia telah memberkati kita masing-masing
dengan rahmat yang begitu khusus!"
AMIN

Theresia Asia Lori, OSU

AWAL KISAH PROBASI NASIONAL 2011


“Terima kasih Bapa, untuk tahun penuh rahmat yang  diberikan Tarekat kepada kami. Semoga hati kami lentur dan membiarkan diri  untuk kembali Kau bentuk seperti yang Kau kehendaki – seperti  tanah liat di tangan tukang periuk.”  Demikianlah ungkapan hati para probanis dalam ibadat pembukaan Probasi nasional Tahun 2011-2012 di Kapel Mater Boni Consilli, Supratman-Bandung.
Tanggal 15 Oktober, para probanis yang berasal dari 10 komunitas mulai berdatangan di Supratman dari pagi hingga siang hari. Kegembiraan dan sukacita terpancar dari setiap pribadi yang menanggapi kesempatan  yang penuh rahmat ini.
Kami semua bersyukur dan berterima kasih kepada Tarekat yang memberikan kesempatan kepada kami untuk “cuti” dari aktivitas harian dalam karya dan pelayanan dan juga kepada komunitas kami yang merelakan dan mendukung kami masing-masing sehingga dengan langkah yang ringan memasuki masa penuh rahmat ini.
Probasi Nasional Tahun 2011-2012 dibuka dengan Ibadat Sabda pada Hari minggu, 16 Oktober 2011 pukul 18.15. Dalam ibadat pembukaan ini, Sr. Madeleine, sebagai pembimbing probasi memanggil nama kami sebagai simbol panggilan Allah sendiri untuk kami masing-masing. Peserta probasi sebanyak 12 orang yaitu:
1.      Sr. Theresia Asia Lori Mbupu, dari komunitas baucau-Timor Leste
2.      Sr. Mitelda Sriratna, dari Komunitas Timika
3.      Sr. Immaculata Harimargawati, dari Komunitas Timika
4.      Sr. Pia Yustina  Sutini, dari Komunitas Malang
5.      Sr. Aloysia Uda Tena, dari Komunitas Cisantana
6.      Sr. Laurentina Lilik, dari Komunitas Kotamobagu
7.      Sr. Yesefina Itu, dari Komunitas Madiun
8.      Sr. Maria Laetitia Yektiningsih, dari Komunitas Solo
9.      Sr. Yovita Tiwang, dari Komunitas Madiun
10.  Sr. Anselmia Eki, dari Komunitas Atambua
11.  Sr. Maria Veronica Sudarmo, dari Komunitas Pacet
12.  Sr. Kristina Men Nggoik, dari Komunitas St. Theresia - Jakarta.
Selama masa-masa berrahmat ini, kami secara khusus diajak untuk memperdalam relasi kami dengan Sang Mempelai, terus menjaga dan mengobarkan api cinta yang menyalah dalam hati dan memperat relasi dengan Bunda Angela dengan mendalami, merefleksikan dan menghidupkan kharisma dan spitualitasnya. Kedua hal ini ditandai dengan penyerahan lilin bernyala dan buku “Against The Tide” oleh Sr. Madeleine kepada para probanis.
Di awal masa probasi ini kami diajak untuk masuk dalam diri kami, melihat seluruh proses perjalanan hidup dan panggilan kami terutama untuk melihat karya Tuhan yang agung dan setia yang membentuk, mendampingi, menguatkan dan meneguhkan perjalanan kami. Kekayaan rahmat ini kami bagikan dalam kelompok. “Open My Self” merupakan suatu kesempatan awal yang “surprise” bagi kami semua, dimana masing-masing dari kami dengan lepas bebas membuka dirinya dengan semua pengalaman dan pergulatan lahir batin yang dialami dalam kehidupan pribadi, komunitas dan karya. Suasana awal ini memberi harapan bagi kami semua bahwa dalam Komunitas Probasi ini kami dapat menjadi sahabat dan malaikat di antara kami untuk saling meneguhkan, menguatkan dan memotivasi satu sama lain untuk bertekun dan maju sampai akhir dalam jalan panggilan ini, dan menemukan mutiara-mutiara terindah yang disediakan Tuhan, menjadi mempelai-Nya yang setia.
Untuk semakin memantapkan hati memasuki hari-hari berrahmat yang terbentang di hadapan kami, maka tgl 25 – 27 Oktober 2011, kami menjalani Triduum dengan tema “Putting our heads into our hearts” dengan harapan supaya perlahan-lahan menyelaraskan dan menyatukan hati dan budi mengikuti gerakan Roh Kudus untuk mendengarkan dan merenungkan Sabda Allah, menemukan dan mengalami dalamnya belas kasih Allah lewat pengalaman hidup. Dalam triduum ini pertama-tama kami diajak untuk mencermati data dalam jiwa, melihat apa saja yang “berkeliaran” dalam pikiran, perasaan dan kehendak,lalu memilah-milah mana yang perlu dilepaskan dan dibuang jauh atau dipangkas dan mana yang perlu dipertahankan, dirawat, dibersihkan supaya berbuah banyak. Dengan demikian, dapat dengan jelas melihat dan menemukan harta yg terindah dan berharga di kedalaman diri masing-masing.
Di akhir cerita, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Sr. Edith dan DPP untuk kesempatan berrahmat ini serta dukungan dan doa dari semua komunitas seprovinsi, dan secara khusus kepada Komunitas Pusat, Merdeka, dan Novisiat yang telah hadir dalam ibadat pembukaan probasi. Doa, cinta dan dukungan para Suster adalah kekuatan bagi semua.

Satu dalam doa dan cinta
DSC05055.JPGProbanis 2011