Aku Beda

Kamis, 24 Maret 2011


Sepulang kuliah aku sangat lelah. Aku melihat jam tanganku ketika aku sampai di rumah.... ohhhh sudah jam 21.10. Aku langsung menuju tempat makan dimana biasanya aku disimpankan makanan oleh suster-susterku. Tadi adalah mata kuliah speaking. Sangat enjoy di kelas ini karena dosennya sangat menarik dalam mengajar. Hari ini kami praktek bagaimana mewawancara dan diwawancara. Kami dibagi tugas berpasangan (berdua-dua). Di tengah-tengah kuliah biasanya kami ada break time selama 10 menit. Saat break ini biasanya kami boleh ke toilet, makan minum apa yang dibawa, dll. Kali ini ada suatu topik yang dibahas saat break yaitu teman-temanku membahas tempat makan untuk besok malam karena ada seorang teman di kelas yang berulang tahun. Mereka memutuskan untuk makan di Plaza Semanggi dan aku tidak ikut ambil bagian dalam rembukan ini. Seorang teman mengabsen siapa saja yang bisa hadir dan tidak pada acara pesta tersebut. Semuanya mengacungkan tangan kecuali aku. Teman-teman mengarahkan pandangan padaku sambil berkata, "Suster, ayolah sekali-sekali gabung makan enak bersama kami." Aku hanya tersenyum tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Memang dalam hal ini aku tidak pernah bergabung bersama teman-teman bila ada yang berulang tahun dan mereka rayakan di luar. Rupanya dari sikap diamku mereka mengerti, siapakah aku ini; aku tidak sama dengan mereka, aku "beda". Tidak mudah hidup bersama orang-orang muda di hari gini dan di kota sebesar Jakarta dengan segala iming-iming yang selalu di depan mata. Namun dari peristiwa-peristiwa seperti inilah aku diuji dan dimurnikan bahwa aku harus memberi kesaksian bahwa aku "tidak sama" dengan mereka. Aku adalah seorang suster yang mestinya memberi teladan dan sinar yang lain.
(Sharing dari Sr. Entin, OSU/Komunitas St.Maria-Juanda, Jakarta)

0 komentar:

Posting Komentar