Lulus VS Lolos

Selasa, 20 Maret 2012

"Wah, saya tak bisa lebih lama lagi, saya harus pulang ke komunitas," kata seorang suster.
"Mengapa? kita masih perlu membahas beberapa hal," jawab yang lain.
"Ah, anak-anak mau ujian, saya perlu hadir di sekolah," jelasnya
Semua pun terdiam.
Begitulah salah satu dinamika yang dialami oleh para suster yang berkarya di pendidikan. Saat para siswa-siswi ujian, perasaan tegang pun ikut menjalar di hati mereka. Lulus atau tidak ya?...

Pasalnya, ada harapan agar semua lulus dengan nilai terbaik dari diri mereka. "Jadi, kalian diharapkan lulus bukannya lolos," ujar Romo Tomas Ulun, Pr dalam misa menjelang ujian yang diselenggarakan untuk siswi kelas IX SMP St.Ursula Jakarta. "Tahu bedanya lulus dan lolos?" tanya Romo Tomas Ulun lagi.
Anak-anak menggelengkan kepalanya.
Romo Tomas Ulun Pr

Romo Tomas Ulun pun menjelaskan bahwa di dunia pendidikan ada jenjang kelulusan. Jenjang pertama adalah cum laude yaitu lulus dengan predikat mendapat penghargaan. "Berikutnya adalah magna cum laude," Kata Romo Tomas Ulun "yaitu lulus dengan penghargaan tinggi", sambungnya. Jenjang ketiga adalah kelulusan dengan predikat maxima cum laude atau lulus dengan penghargaan lebih tinggi. "Nah, kelulusan paling tinggi adalah summa cum laude atau lulus dengan penghargaan setinggi-tingginya," jelasnya.
anak-anak mendengar dengan mata tak berkedip menatap Romo Tomas Ulun. "Tapi ada yang lulus dengan cara lain," ujarnya. "Mau tahu?" tanyanya. anak-anak mengangguk antusias.
"Nah, ini yang disebut predikat cum pietate alias LULUS dengan BELASKASIHAN!"
Geeeerrrr.... anak-anak tertawa.
 "Cum yang terakhir ini adalah lolos bukannya lulus!" jelas Romo Tomas Ulun. "Jadi, berusahalah dengan sebaik-baiknya agar kita semua bisa lulus dan bukan hanya lolos. AMIN?!!" tantangnya.
"AMIN!!!!!" jawab anak-anak semangat menerima tantangan tersebut.

Mendengar suara semangat dari mulut anak-anak membuat saya terharu. Ya, dalam hidup di dunia -- terutama di dunia akademik, kita selalu ada dalam sebuah posisi standarisasi tertentu. Untungnya dalam hidup rohani yang ada adalah standart belas-kasih. Cum pietate dari Allah yang disambut dengan semangat cum-cum yang lain dari hati saya.


Terima kasih Bapa Yang Baik, terima kasih Romo... terima kasih anak-anak... untuk kesempatan memenangkan hadiah dalam pertandingan iman ini.

0 komentar:

Posting Komentar