Pernah dong melihat sekumpulan orang pakai gelang samaan? Tetapi kalau melihat para suster, bruder dan frater serta imam mengenakan gelang warna hijau gonjreng, beramai-ramai..... belum pernah kan?
Nah, Minggu (25/9) lalu para suster, bruder, frater, imam dan umat Katolik berkumpul bersama-sama di Monas. Kebanyakan mereka mengenakan gelang (rubber band) hijau cerah dan kaos putih bertulis ANCOP. Tentu saja bukan mau pawai, apalagi demo. Pasalnya di Minggu yang cerah itu, mereka akan berjalan dari Monas menuju Bundaran Hotel Indonesia, lalu kembali ke Monas.
para suster Ursulin ikut jalan sehat. tu! wa! ga! pat!... |
Jalan pagi bersama-sama itu merupakan bentuk solidaritas pada sesama yang belum beruntung secara ekonomi. Ini dipertegas dengan tulisan ANCOP yang menjadi singkatan dari ANgkat Citra Orang Papa. Dengan ikut berjalan, artinya ikut menyumbangkan sejumlah dana bagi program sekolah untuk anak-anak yang kurang mampu. Dan setelah diperhatikan lebih sungguh, ternyata banyak juga umat lain yang ikut ambil bagian dalam kegiatan ini. Soalnya, yang namanya peduli pada sesama tentu saja lintas agama, suku, ras dan bangsa!
Para frater CICM. Tidak sekadar jalan.... |
Program ini sebetulnya merupakan Corporate Social Responsibility (CSR) yang diselenggarakan Yayasan ANCOP dengan tema ANCOP Global Walk . Merupakan kegiatan sosial yang dikemas dalam bentuk jalan sehat dan bertujuan untuk menggalang dana untuk membantu pendidikan anak-anak dari keluarga yang kurang mampu.
Dalam kegiatan jalan santai ini tidak kurang dari 5.000 orang peserta ikut berjalan sejauh 5 kilometer. Acara tersebut dipandu presenter Donna Agnesia dan akan disiarkan stasiun TV CNN. Sejumlah pihak yang terlibat di acara itu antara lain, Romo Mardiatmaja SJ , sejumlah sekolah, tarekat relijius dan berbagai instansi swasta.
Dalam kegiatan jalan santai ini tidak kurang dari 5.000 orang peserta ikut berjalan sejauh 5 kilometer. Acara tersebut dipandu presenter Donna Agnesia dan akan disiarkan stasiun TV CNN. Sejumlah pihak yang terlibat di acara itu antara lain, Romo Mardiatmaja SJ , sejumlah sekolah, tarekat relijius dan berbagai instansi swasta.
Global Walk ini sebetulnya sudah sering diselenggarakan di beberapa negara seperti di Kanada, USA, Eropa, Australia, Philipina, Timur Tengah, Afrika dan baru pertama kali diadakan di Indonesia.
Perjalanan yang menyenangkan ini pun ada godaannya. Terbukti tidak semua mau sampai di Bundaran HI dan berputar kembali ke Monas. Dalam hal ini, Sr.Siti, Sr.Indri, Sr.Ayda dan Sr,Yuli (foto) bertekad untuk terus maju sampai akhir. Hanya Sr.Siti saja yang terpaksa meninggalkan perjalanan karena ada tugas bina iman yang sudah menunggu di biara. Dengan tersipu-sipu, Sr.Siti melangkah ke halte bis TransJakarta dan melanjutkan perjalanan dari sana ke biara. Tetapi ia membawa semangat: SETIA SAMPAI AKHIR dalam hatinya.
1 komentar:
keren lohhhh
Posting Komentar